Saturday, March 27, 2010
MenGapa PerLu PolitiK?
Pemuda dan Pemudiku.
Kembali kepada punca adalah perlu apabila, keadaan berkecamuk dan bercelaru dalam memahami sesuatu, kerana kehidupan perlu diteruskan dengan terus berada dilandasan yang benar walau penuh dengan dugaan.
Aku perturunkan ringkasan ucapan Ali Khamenei mengenai politik, semoga ianya menjadi renungan kita bersama walaupun mungkin berbeza aliran fahaman.
Jelinglah sebelah mata.....
Segala hal yang dilakukan oleh manusia sebahagiannya berkaitan dengan masalah individu yang hanya mencakup sebagian kecil dari aktiviti -seperti mencari nafkah, kegiatan spiritual, hubungan perasaan, dan hubungan sesama individu dengan berbagai hal, namun bahagian yang lebih besar dari aktiviti manusia adalah kegiatan di tengah masyarakat yang dilakukan secara bersama-sama atau yang disebut dengan politik; politik ekonomi, politik sosial, politik ketenteraan, politik budaya, politik tempatan dan politik internasional.
Itu semua merupakan bahagian utama dari kegiatan manusia dalam kehidupannya. Mengapa utama? Karena politik tersebut pada hakikatnya mengarahkan manusia kepada tujuan dan arah tertentu. Kebanyakan kegiatan manusia adalah aktiviti makro (besar) yang secara menyeluruh mengarahkan aktiviti individu hingga yang terkecil sekalipun. Agama berkaitan dengan keduanya, dalam tindakan individu maupun di kancah politik yang ruangnya sangat luas dalam kehidupan manusia.
Langkah pertama Rasulullah SAW setelah hijrah, adalah pembentukan pemerintahan dan pusat kegiatan politik masyarakat, atau banyak bukti lainnya yang menunjukkan perkaitan antara agama dan politik. Ya, Islam yang murni menilai politik sebagai bahagian yang tidak dapat dipisahkan dari agama dan menyeru seluruh umat Islam untuk memahami dan mengamalkan politik.
Tidak hanya agama Islam, bahkan dalam semua agama Allah SWT tercakup masalah politik, keilmuan, kehidupan, dan masalah-masalah sosial. Agama adalah pengatur kehidupan manusia di semua sisi termasuk politik.
Fenomena imperialisme yang menjerumuskan puluhan negara dan jutaan umat manusia ke dalam kepedihan yang paling menyayat, merupakan salah satu akibat dari pemisahan ilmu pengetahuan dan politik dari spiritual, serta pemisahan antara pemerintahan dan moral di Eropa. Muncul Perang Dunia I dan II, merebaknya komunisme, runtuhnya hubungan kekeluargaan, membanjirnya kerosakan moral, dan tiupan badai kapitalisme radikal, merupakan imbas dari pemisahan tersebut.
Ketika kita mengatakan bahwa politik kami sama dengan agama kami dan agama kami sama dengan politik kami -yang diungkapkan oleh Almarhum Ayatollah Mudarres dan ditekankan kembali oleh Imam Khomeini-memiliki makna yang jelas.
Dipandang dari sisi lain maka artinya adalah bahwa politik kita harus religius. Tidak semua politik baik. Sebagian orang memandang politik sebagai sebuah aktiviti politik murni yang tidak ada kecenderungan kepada agama. Tujuannya adalah agar politik tersebut terlaksana. Ini tidak benar, politik harus religius.
Segala hal yang diharamkan dalam syariat juga harus diperhatikan dan diberlakukan dalam politik. Meski demikian terdapat dua bahaya yang selalu mengancam politik: pertama, jika sampai politik terpisah dari moral dan menjauh dari spiritual dan maknawiyah, yaitu ketika setan telah menguasai politik, ketika hawa nafsu telah menyembelih politik, ketika kepentingan pihak arogan di masyarakat menguasai politik serta menyeretnya ke sana ke mari. Jika bencana ini telah menjangkiti politik, maka seluruh sisi sosial masyarakat akan mengalami kerusakan. Bahaya politik lainnya adalah ketika kendali politik dipegang oleh orang-orang berpikiran dangkal, keanak-anakan, dan lemah, dan ketika keluar dari tangan orang-orang yang mampu dan jatuh ke tangan orang-orang yang tidak layak.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment